Senin, 05 Oktober 2009

SUKU DANI

KOMENTAR SUKU DANI

suku Dani tinggal di lembah Haliem, Irian jaya. Bangsa Dani percaya pada roh- yaitu roh laki-laki dan roh perempuan.

Masyarakat Dani bersifat patrilineal, pernikahan suku bangsa Dani bersifat poligami. Kepala suku besar Dani yaitu ap kain, sedangkan pemimpin suku disebut watlangka. Mata pencaharian suku dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar yang disebut hipere, selain itu yaitu beternak baabi. Suku dani mempunyai kesenian di bidang bangunan yaitu Honae, Ebeai, dan Wamai, derta di bidang kerajinan seperti korok moliage, dan wim.

SUKU ASMAT

KOMENTAR SUKU ASMAT

Suku Asmat masih percaya pada roh-roh yang ada di lingkungan sekitar ynag mereka anggap sebagai nenek moyang . Perekonomian masyarakat asmat juga belum berkembang karena masih bersifat kedaerahan, tetapi suku asmat memiliki kesenian yang bagus seperti ukir-ukiran dan alat rumah tangga dari batu yang membuat suku asmat terkenal akan keseniannya suku asmat.

SUKU BUGIS

KOMENTAR SUKU BUGIS

kepercayaan yang dianut Masyarakat Bugis yaitu islam. Masyarakat Bugis bermata pencaharian dengan bertani, berdagang, dan berlayar. Ciri khas rumah masyarakat bugis adalah di depan rumah selalu ditandai dengan pohon beringin besar yang disebut matowa dan satu desa hanya ada 10 – 20 rumah saja. Masyarakat bugis mempunyai kesenian pakaian adat yaitu baju bodo.

SUKU DAYAK

KOMENTAR SUKU DAYAK

masyarakat dayak mempunyai bermacam-macam kepercayaan, namun kebanyakan masih percaya pada roh-roh, pada masyarakat dayak menganut sistem ambilineal yaitu menghitung hubungan masyarakat melalui laki-laki dan sebagian perempuan. Pemeritnahan desa pada suku dayak di tangan pembekal dan penghulu. Mata pencaharian masyarakat dayak yaitu bercocok tanam di ladang. Suku dayak memiliki bermacam-macam kesenian antara lain tari tambu, bungai dan rumah adat dayak yaitu rumah betang.

SUKU SAWU

KOMENTAR SUKU SAWU

Masyarakat sawu masih memeluk agama asli, walaupun agama Kristen sudah masuk di suku sawu. Mata pencaharian utama masyarakat sawu adalah bertani di sawah dan berladang. Bangunan suku sawu rata-rata berbentuk panggung yang berderet-deret di sisi sebuah lapangan yang terletak di perkampungan yang biasa disebut padao atau ledo han.

SUKU BALI

KOMENTAR SUKU BALI

Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu – Bali. Mereka percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti. Tempat ibadah agama Hindu disebut Pura. Di Bali terdapat beribu-ribu pura dan sanggah. Masing-masing pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda. Dulu perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta, tapi sekarang sistem kasta tidak berlaku lagi . Desa di Bali disebut kayangan taiga. Bali terkenal akan kesenian tari antara lain tari sanghyang , barong, kecak, gambuh

SUKU SUNDA

KOMENTAR SUKU SUNDA

sebagian besar suku sunda beragama islam. Masyarakat sunda menggunakan system bilateral /garis keturunan ayah ataupun ibu, istilah kepala desa pada masyarakat sunda dinamakan kuwu. Sebagian besar masyarakat sunda bermata pencaharian di sekor perkebunan, perdagana dan pertanian. Suku sunda mempunyai beberapa kesenian antara lai pada bidang bangunan seperti pendopo, pringgodani, prabayasa dan penembahan. Pada bidang tari yaitu tari jaipong yang populer sampai sekarang. Di musik seperti calung, angklung, kecapi, dll. Di sastra yaitu dalam bentuk prosa misalnya sikabayan dan sangkuriang, Serta di bidang pertunjukkan yang paling terkenal yaitu wayang golek.

SUKU JAWA

KOMENTAR SUKU JAWA

Masyarakat jawa mayoritas menganut agama islam. Masyarakat jawa percaya bahwa hidup diatur oleh alam, maka mereka bersikap nrimo (pasrah). Masyarakat jawa menggunakan sistem bilateral yaitu garis keturunan ayah atau ibu. Desa di jawa disebut kelurahan yang dikepalai oleh lurah. Bercocok tanam merupakan mata pencaharian utama masyarakat jawa serta masyarakat juga memiliki usaha ambilan. Suku jawa memiliki beberapa kesenian antara lain : seni tayuban, reyog, serimpi, gambyong dan tari bedoyo. Dan gamelan merupakan seni musik jawa yang terkenal. Dalam seni pertunjukan , suku jawa mempunyai seni pertunjukkan yang terkenal yaitu wayang, ketoprak, ludruk dan kentrung

Senin, 14 September 2009

Kebudayaan tradisional Indonesia

Rumah adat

Tarian

Lagu

  • Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung.
  • Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama
  • Melayu : Soleram, Tanjung Katung
  • Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang
  • Aceh : Bungong Jeumpa
  • Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
  • Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)
  • Angin Mamiri (Sulawesi Selatan)
  • Anju Ahu (Sumatera Utara)
  • Apuse (Papua)
  • Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)
  • Barek Solok (Sumatera Barat)
  • Batanghari (Jambi)
  • Bolelebo (Nusa Tenggara Barat)
  • Bubuy Bulan (Jawa Barat)
  • Buka Pintu (Maluku)
  • Bungo Bangso (Sumatera Utara)
  • Bungong Jeumpa (Aceh)
  • Burung Tantina (Maluku)
  • Butet (Sumatera Utara)
  • Cik-Cik Periuk (Kalimantan Barat)
  • Cikala Le Pongpong (Sumatera Utara)
  • Cing Cangkeling (Jawa Barat)
  • Cuk Mak Ilang (Sumatera Selatan)
  • Dago Inang Sarge (Sumatera Utara)
  • Dayung Palinggam (Sumatera Barat)
  • Dayung Sampan (Banten)
  • Dek Sangke (Sumatera Selatan)
  • Desaku (Nusa Tenggara Timur)
  • Esa Mokan (Sulawesi Utara)
  • Es Lilin (Jawa Barat)
  • Gambang Suling (Jawa Tengah)
  • Gek Kepriye (Jawa Tengah)
  • Goro-Gorone (Maluku)
  • Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)
  • Gundul Pacul (Jawa Tengah)
  • Helele U Ala De Teang (Nusa Tenggara Barat)
  • Huhatee (Maluku)
  • Ilir-Ilir (Jawa Tengah)
  • Indung-Indung (Kalimantan Timur)
  • Injit-Injit Semut (Jambi)
  • Jali-Jali (Jakarta)
  • Jamuran (Jawa Tengah)
  • Kabile-Bile (Sumatera Selatan)
  • Kalayar (Kalimantan Tengah)
  • Kambanglah Bungo (Sumatera Barat)
  • Kampuang Nan Jauh Di Mato (Sumatera Barat)
  • Ka Parak Tingga (Sumatera Barat)
  • Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)
  • Keraban Sape (Jawa Timur)
  • Keroncong Kemayoran (Jakarta)
  • Kicir-Kicir (Jakarta)
  • Kole-Kole (Maluku)
  • Lalan Belek (Bengkulu)
  • Lembah Alas (Aceh)
  • Lisoi (Sumatera Utara)
  • Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)
  • Malam Baiko (Sumatera Barat)
  • Mande-Mande (Maluku)
  • Manuk Dadali (Jawa Barat)
  • Ma Rencong (Sulawesi Selatan)
  • Mejangeran (Bali)
  • Mariam Tomong (Sumatera Utara)
  • Moree (Nusa Tenggara Barat)
  • Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)
  • O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
  • Ole Sioh (Maluku)
  • Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)
  • O Ulate (Maluku)
  • Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)
  • Pakarena (Sulawesi Selatan)
  • Panon Hideung (Jawa Barat)
  • Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
  • Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)
  • Peuyeum Bandung (Jawa Barat)
  • Pileuleuyan (Jawa Barat)
  • Pinang Muda (Jambi)
  • Piso Surit (Aceh)
  • Pitik Tukung (Yogyakarta)
  • Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)
  • Rambadia (Sumatera Utara)
  • Rang Talu (Sumatera Barat)
  • Rasa Sayang-Sayange (Maluku)
  • Ratu Anom (Bali)
  • Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)
  • Sarinande (Maluku)
  • Selendang Mayang (Jambi)
  • Sengko-Sengko (Sumatera Utara)
  • Siboga Tacinto (Sumatera Utara)
  • Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
  • Sing Sing So (Sumatera Utara)
  • Sinom (Yogyakarta)
  • Si Patokaan (Sulawesi Utara)
  • Sitara Tillo (Sulawesi Utara)
  • Soleram (Riau)
  • Surilang (Jakarta)
  • Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)
  • Tanduk Majeng (Jawa Timur)
  • Tanase (Maluku)
  • Tapian Nauli (Sumatera Utara)
  • Tari Tanggai (Sumatera Selatan)
  • Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)
  • Te Kate Dipanah (Yogyakarta)
  • Tokecang (Jawa Barat)
  • Tondok Kadadingku (Sulawesi Tengah)
  • Tope Gugu (Sulawesi Tengah)
  • Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)
  • Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)
  • Terang Bulan (Jakarta)
  • Yamko Rambe Yamko (Papua)
  • Bapak Pucung (Jawa Tengah)
  • Yen Ing Tawang Ono Lintang (Jawa Tengah)
  • Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)
  • Anging Mamiri, Sulawesi Parasanganta (Sulawesi Selatan)
  • bulu londong, malluya, io-io, ma'pararuk (Sulawesi Barat)

Musik

Alat musik

Gambar

Patung

Pakaian

Suara

  • Jawa: Sinden.
  • Sumatra: Tukang cerita.
  • Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)

Sastra/tulisan

Kebudayaan Modern Khas Indonesia

Budaya Indonesia


Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.